RANCANG BANGUN ALAT UKUR COS φ METER DIGITAL
BERBASIS INTERNET OF THINGS
Istiyo Winarno, ST., M.T.1) Achmad Ali Izzudin2)
Jurusan Teknik Elektro, Universitas Hang Tuah Surabaya
Jalan Arief Rachman Hakim No. 150, Keputih, Sukolilo, Kota Surabaya, Jawa Timur 60111
Email : [email protected], [email protected]
Abstract— Perkembangan industri 4.0 memiliki 2 point
untuk menghadapi era ini. Pertama, “ Internet of Things”
saat komputer – komputer yang ada di pabrik itu
tersambung ke internet, saat setiap masalah yang ada di lini
produksi bisa langsung diketahui saat itu juga oleh pemilik
pabrik. Kedua, kemajuan teknologi juga menciptakan 1001
sensor baru. Untuk menjawab tantangan pada industry 4.0
maka di rancang alat pengukuran Cos φ meter berbasis
internet of things, agar pemilik pabrik mengetahui factor
daya tanpa harus datang ke pabriknya. Mikrokontroller
AT Mega 16 digunakan sebagai prosesor dalam mengontrol
nilai masukkan dari sensor arus ACS 712 dan sensor
tegangan yang kemudian di olah pada perturb and observe.
Keluaran dari mikrokontroller berupa penampilan nilai
tegangan, arus cos φ dan daya yang di tampilkan di lcd dan
aplikasi monitoring cos φ. Hasil pengujian yang di dapat
melalui pengukuran arus menggunakan sensor arus 712
error sebesar 2.036 %, pengukuran tegangan menggunakan
sensor tegangan error sebesar 2.4873 % dan pengukuran
cos φ menggunakan perturb and observe pada
mikrokontroller error sebesar 4.380 %. Aplikasi android
untuk monitoring jarak jauh telah bisa diakses dengan
baik.
Kata Kunci : Power Factor, Perturb And Observe, Cos φ
Meter, Internet Of Things
I. PENDAHULUAN
Karena pentingnya nilai faktor daya maka dibutuhkan suatu alat untuk melakukan pengukuran yang tepat guna
untuk mengetahui kualitas daya sehingga dapat
meningkatkan efisiensi tenaga listrik. Sejauh ini
pengukuran faktor daya menggunakan alat ukur cos φ
yang masih berbentuk analog, sehingga masih didapatkan
angka ketelitian yang belum akurat dikarenakan faktor
human error atau faktor kesalahan manusia pada saat
pembacaan hasil pengukuran [1]. Pada penelitian
sebelumnya sudah dapat menampilkan nilai cos phi pada
PC menggunakan komunikasi serial Universal
Asynchronous Receiver-Transmitter mikrokontroler
dengan program Delphi 7.0. serta library comport 4.0 [2]. Namamun pengggunaan komputer dimasa datang mampu
mendominasi pekerjaan manusia dan mengalahkan
kemampuan komputasi manusia seperti mengontrol
ataupun memonitoring peralatan elektronik dari jarak jauh
menggunakan media internet, Internet Of Things
memungkinkan pengguna untuk mengelola dan
mengoptimalkan elektronik dan peralatan listrik yang
menggunakan internet. Hal ini berspekulasi bahwa
disebagian waktu dekat komunikasi antara komputer dan
peralatan elektronik mampu bertukar informasi diantara
mereka sehingga mengurangi interaksi manusia. Hal ini
juga akan membuat pengguna internet semangkin meningkat dengan berbagai fasilitas dan layanan internet
[3]. Dengan adanya masalah tersebut, maka penilitian ini
dikembangkan monitoring cos phi meter menggunakan
Internet of Things, sehingga untuk pembacaan cos phi
dapat dilakukan pada jarak jauh. Hal ini sangat efektif dan
bermanfaat bagi penggunaan saat ini.
II. DASAR TEORI
A. Faktor Daya
Daya ialah banyaknya perubahan energi terhadap
waktu dalam besaran tegangan dan arus [4]. Daya listrik
dapat dibagi menjadi 3 yaitu daya nyata (P), daya reaktif (Q), dan daya semu (S).
1. Daya nyata P merupakan daya sebenarnya yang
dibutuhkan oleh beban-beban/peralatan rumah
tangga. Satuan daya nyata adalah watt (W) [4]
2. Daya reaktif Q adalah daya yang timbul karena
adanya pembentukan medan magnet pada beban-
beban induktif. Satuan dari daya reaktif adalah volt
ampere reaktif (VAR) [4].
3. Daya semu merupakan resultan antara daya nyata
dan daya reaktif. Satuan dari daya semu adalah volt
ampere (VA) [4].
4. Faktor daya (Cos φ) merupakan suatu konstanta pengali dengan nilai 0 sampai 1, yang menunjukkan
seberapa besar daya nyata yang diserap oleh beban
resistif dari daya semu yang ada pada suatu beban
total [4].
B. Segitiga Daya
Gambar 1. Segitiga daya. (a) karakteristik beban kapasitif. (b)
karakteristik beban induktif.
Daya semu (S) merupakan resultan dari dua
komponen, yaitu daya nyata (P) dan komponen daya
reaktif (Q). Hubungan ini disebut dengan segitiga daya
dan dalam bentuk vektor dapat digambarkan [4].
P = V . I Cos (1)
CITEE 2019 Yogyakarta, 24-25 Juli 2019 ISSN: 2085-6350
Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM 145
Q = V . I Sin (2)
S = 22
QP atau S = V . I (3)
Faktor Daya = DayaSemu
DayaNyata = Cos (4)
C. Mikrokontroler ATMEGA 168
Mikrokontroler merupakan otak dari penelitian ini.
Komponen ini berfungsi mengolah input untuk di jadikan
acuan output yang harus di keluarkan kesistem lain [5].
Atmega 168 mempunyai memori flash 16 Kilobytes,
memori EEPOM 515 bytes, RAM 1 Kilobytes, dan 2 buah
instruction word/vectorv. Selain itu Atmega 168 memiliki
5 buah channel Analog to Digital Converter (ADC) [5].
D. HTML
HTML (Hyper Text Markup Language) adalah suatu
bahasa yang dikenali web browser untuk menampilkan
informasi dengan lebih menarik dibandingkan dengan
tulisan teks biasa”. Sedangkan web browser adalah
program komputer yang digunakan untuk membaca
HTML, kemudian menerjemahkan dan dan menampilkan
hasilnya secara visual ke layar komputer. Contoh
program web browser antara lain seperti Mozila Firefox,
Google Chrome, Internet Explore, Microsoft Edge, dan
sebagainya [7].
E. MySQL
MySQL (My Structure Query Language) adalah
sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data
SQL (Database Management System) atau DBMS”. Dari
sekian banyak DBMS seperti Oracle, MS SQL, Postagre
SQL, dan lain-lain, MySQL merupakan DBMS yang
multithread, multi-user yang bersifat gratis di bawah
lisensi GNU General Public Licence (GPL) [7].
F. PHP
PHP (Personal Home Page) adalah pemrograman
(interpreter) adalah proses penerjemahan baris sumber menjadi kode mesin yang dimengerti komputer secara
langsung pada saat baris kode dijalankan [7].
G. HTTP
HTTP adalah singkatan dari Hypertext Transfer
Protocol yang merupakan protokol untuk mengatur
komunikasi antar client dan server. Protokol HTTP
dipilih karena merupakan protokol sederhana yang telah
banyak digunakan, sehingga didukung oleh banyak
perangkat. Sedangkan untuk menyelesaikan masalah
keamanan, digunakan mekanisme autentikasi dan
otorisasi menggunakan JWT (JSON Web Token) [14].
H. Internet of Things
Internet of Things (IoT) merujuk pada suatu jaringan
yang menghubungkan perangkat fisik di berbagai
jaringan menggunakan berbagai protokol berbeda [11].
IoT bertujuan untuk memperluas manfaat dari
konektivitas internet dengan menjadikan benda-benda
disekitar kita dapat terhubung ke internet, sehingga dapat
dikontrol mengumpulkan dan mengirimkan data dari
jarak jauh. Namun, perangkat dalam IoT seringkali
merupakan perangkat kecil yang didistribusikan secara
luas dan memiliki keterbatasan dalam hal kapasitas
penyimpanan dan kemampuan komputasi. Hal tersebut
menciptakan kekhawatiran dalam hal keandalan, kinerja,
keamanan, dan privasi pada layanan yang akan dibangun
[12]. Untuk mengatasi kekhawatiran tersebut, perangkat IoT dapat diintegrasikan dengan sistem lain yang
menawarkan kapasitas penyimpanan dan kemampuan
komputasi yang lebih baik. Salah satunya adalah sistem
komputasi berbasis cloud. Cloud computing merupakan
model komputasi baru di mana sumber daya komputasi
dapat dikonfigurasi sesuai kebutuhan pengguna dengan
mudah melalui internet [13]. Integrasi antara IoT dan
cloud computing menciptakan paradigma teknologi baru
yang disebut CloudIoT untuk internet dimasa depan [12].
III. METODE PENELITIAN
Sistem dimulai dengan pendeteksian sinyal oleh sensor. Sensor tegangan berfungsi untuk mengambil
sinyal sinusoida tegangan sebesar 2.1 volt dari sinyal
sinusoida tegangan 220 volt. Sensor arus berfungi
mengkonversi sinyal sinusoida arus menjadi sinyal
sinusoida tegangan yang linier dengan perubahan nilai
arusnya. Sinyal keluaran sensor tegangan dan arus masuk
ke rangkaian zero crossing. Rangkaian zero crossing
berfungi untuk mengkonversi sinyal sinusoida tegangan
dan arus menjadi sinyal step tegangan dan arus. Kemudian
sinyal step tegangan dan arus masuk ke mikrokontroler
AT Mega16 untuk mencari nilai faktor dayanya [6].
Kemudian mikrokontroler mencari jaringan wifi
untuk proses peng-upload data. Proses dimulai apabila
wireless fidelity (wifi) tidak ditemukan, maka LED warna
merah menyala, tetapi apabila wifi ditemukan, tetapi tidak
dapat menyambuungkan ke wifi, maka akan kembali ke
proses pencarian wifi, apabila wifi ditemukan dan dapat
tersambung, maka selanjutnya adalah mengecek jaringan
internet, apabila wifi terhubung ke jaringan internet maka
LED hijau menyala, dan proses selanjutnya adalah
mengecek kestabilan koneksi wifi, apabila koneksi wifi
stabil, maka proses pengiriman data ke DBMS dijalankan
[3].
Setelah sistem koneksi wifi tersambung dan dapat
terhubung ke jaringan internet, maka proses pengiriman
data ke server dimulai, apabila data terkirim maka LED
warna hijau ON, dan apabila proses pengiriman data
tidak terkirim, maka proses akan kembali ke proses
pengecekan koneksi wifi [3].
Data yang telah di upload pada DBMS, akan di
tampilkan pada interface. Interface yang terdiri dari PHP
dan HTML [8]. Interface berupa laman web dan aplikasi
android. Untuk mengakses data cos phi secara berkala.
ISSN: 2085-6350 Yogyakarta, 24-25 Juli 2019 CITEE 2019
146 Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM
A. Perancangan Sensor Tegangan
Sensor tegangan berfungsi untuk mengambil sinyal
sinusoida tegangan sebesar 2.1 volt dari sistem 220 volt.
Sensor tegangan menggunakan prinsip pembagi tegangan
seperti gambar 2 [6], disini sensor tegangan
menggunakan trafo sebagai pengiriman tegangan dari
220 volt ke 12 volt. Dari trafo barulah masuk ke pembagi
tegangan agar mikrokontroler tidak terbakar. Karena
batas maksimum dari mikrokontroler adalah 5 volt.
2.1 volt =
2
1*
1RR
RVin (5)
Ditentukan 2R = 10000
2.1 volt =
100001
1*12
R
Rvolt (6)
Maka nilai TopR = 2200 ,agar tegangan output dari
sensor tegangan sesuai yang di butuhkan.
Gambar 2. Rangkaian Sensor Tegangan
B. Perancagan Rangkaian Sensor Arus
Y =
N
ixi
N
2)(
1 (7)
Dimana :
Y = Nilai data efektif
N = Banyaknya data pengukura
X = Data pengukuran
Persamaan di atas digunakan untuk melakukan perhitungan terhadap sampling yang dilakukan sebanyak N kali atau dalam waktu 1 detik. . Maka data ADC sensor arus selama 1 detik akan dibaca dan ADC tersebut dikonversikan kedalam pembacaan tegangan DC. Sensor arus ACS712 mengeluarkan sinyal analog hasil pembacaan oleh sensor secara langsung dan diterima mikrokontroler melalui pin ADC [10]. Nilai data efektif adalah akar dari nilai rata – rata dari sutau fungsi yang dikuadratkan
Gambar 3. Rangkaian Sensor Arus
C. Perancangan Rangkain Zero Crossing
Rangkaian Zero crossing berfungsi untuk
mengkonversi sinyal sinusoida arus dan tegangan
menjadi sinyal step. IC Op-Amp LM339 sebagai
komparator [4] seperti pada gambar 4.
Gambar 4. Rangkaian zero crossing
D. Perancangan Perangkat Lunak Cos phi
Gambar 5. Bentuk gelombang sinyal beda fasa hasil dari
perbandingan sinyal step arus dan tegangan.
Pendeteksian nilai beda fasa yang dilakukan oleh
mikrokontroler dengan membaca keluaran sinyal step
sensor arus dan tegangan 1 atau 0. Sinyal tersebut dibaca
lebar pulsa logika 1 nya kemudian dikonversi ke nilai
derajat setelah itu dikonversi ke nilai faktor daya [4].
Cos φ =
ox
msperiode
msontCos 360
)(
)( (8)
E. Perancangan Komponen Komunikasi
Perancangan komponen komunikasi menggambarkan alur komunikasi antara tiga entitas yaitu perangkat IoT,
perangkat lunak IoT cloud platform, dan aplikasi
pengguna. Alur komunikasi antar entitas dibagi menjadi
dua yakni pengiriman data dari perangkat IoT ke IoT
cloud platform dan aplikasi pengguna kepada IoT cloud
platform dalam mengakses data sensor dan
memanajemen perangkat [14]. Kedua alur
komunikasi pada sistem yang dikembangkan dapat dilihat
pada berikut :
Gambar 6. Alur Komunikasi Antar Entitas
CITEE 2019 Yogyakarta, 24-25 Juli 2019 ISSN: 2085-6350
Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM 147
F. Perancangan Komponen Manajemen Data
a. Perancangan Data Model
Pada perancangan data model digambarkan mengenai
skema basis data untuk menyimpan informasi mengenai
pengguna, data sensor, dan perangkat IoT [12].
Perancangan disesuaikan dengan sistem basis data
MySQL yang berorientasi dokumen. Pada tahap ini
diidentifikasi dokumen, field beserta tipe data disetiap
dokumen. Untuk menekan redudansi data, diidentifikasi
juga hubungan antar dokumen menggunakan reference dari satu dokumen ke dokumen lainnya. Skema basis data
yang memuat field dan relasi antar dokumen [14].
b. Perancangan Data Access
Perancangan data access digunakan untuk
mendefinisikan aturan dalam mengirimkan HTTP
request ketika mengakses data sensor. Dalam IoT cloud platform yang dikembangkan ini, peneliti
menyediakan API berupa web service untuk
mengakses data sensor yang ada di cloud [14].
G. Perancangan Komponen Antarmuka (Interface)
Perancangan komponen interface menjelaskan
mengenai rancangan tampilan web atau aplikasi untuk
memanajemen perangkat dan melihat data sensor.
Perancangan interface menggunakan PHP HTML, agar
sistem dapat menampilkan tampilan yang bagus.
IV. HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS DATA
Pengujian alat tersebut terdiri dari pengujian secara open loop dan close loop. Bab ini juga berisi mengenai analisa dari hasil pengujian yang telah dilakukan. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah setiap bagian dari sistem dan juga sistem secara keseluruhan telah bekerja sesuai dengan bab metode penelitian.
A. Pengujian Nilai Tegangan
Pengujian sensor tegangan AC pada alat monitoring ini, dilakukan dengan membandingkan pengukuran tegangan antara yang terbaca oleh alat monitoring dibandingkan dengan pembacaan oleh voltmeter yang terstandar kalibrasi. Hasil yang didapatkan pada perbandingan pembacaan tegangan yang dilakukan oleh alat monitoring dengan voltmeter, dapat dilihat pada berikut
Tabel 1. Hasil Pengamatan Tegangan AC
No
Tegangan yang Diamati(V)
Error(%) Sensor
AC Voltmeter
1 215.10 213.5 0.0074 %
2 222.35 213.7 4 %
3 215.44 213.8 0.007 %
4 222.75 213.6 4.2 %
5 222.66 213.6 4.2 %
6 222.09 213.5 4.02 %
7 222.09 213.4 4.07 %
8 214.10 213.8 0.14 %
9 218.10 213.6 2.106%
10 218.34 213.8 2.123 %
Erro Rata – Rata (%) 2.4873 %
Berikut gambar perbandingan sistem cos phi dengan votlmeter.
Gambar 7. Perbandingan Pembacaan Sistem vs Voltmeter
B. Pengujian Nilai Arus
Berikut adalah hasil pengujian dari pembacaan
sensor arus alat monitoring menggunakan ACS712
dengan menggunakan beban yang berbeda-beda.
Pembacaan sensor dibandingkan dengan alat ukur
ISSN: 2085-6350 Yogyakarta, 24-25 Juli 2019 CITEE 2019
148 Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM
Amperemeter yang terstandar kalibrasi untuk dilihat
seberapa besar penyimpangan pembacaan arus yang
dilakukan oleh alat monitoring tersebut.
Tabel 2. Hasil Pengujian Sensor ACS712
No Beban
Data Arus Teramati (A)
Error
ACS712 Amperemeter
1 Tanpa
Beban 0 0 5 %
2 Gerinda 0.71 0.76 3.658 %
3 Bor 0.56 0.58 3.448 %
4 Trimer 0.78 0.79 1.265 %
5 Mesin Serut 1.36 1.36 5 %
6
Mesin
Pemotong
Besi
2.55 2.56 0.390 %
7
Mesin
Potong
Aluminium
1.58 1.59 0.628 %
8
Mesin
Circular
Saw
2.03 2.05 0.975 %
Error Rata - Rata
2.036 %
Berikut gambar perbandingan sistem cos phi dengan amperemeter.
Gambar 8. Perbandingan Pembacaan Sistem vs Amperemeter
C. Pengujian Nilai Cos φ
Berikut adalah hasil pengujian dari pembacaan sistem
perturb and observe cos φ dengan menggunakan beban
yang berbeda-beda. Pembacaan sensor dibandingkan
dengan alat ukur yang terstandar kalibrasi untuk dilihat
seberapa besar penyimpangan pembacaan cos phi yang
dilakukan oleh alat monitoring tersebut.
Tabel 3. Hasil Pengujian perturb and observe cos φ
No Beban
Data Cos φ Teramati
Error Sistem
Cos phi Cos phi Meter
1 Tanpa
Beban 0.6 0.6 5 %
2 Gerinda 0.85 0.98 13.26 %
3 Bor 0.85 0.98 13.26 %
4 Trimer 0.94 0.98 4.081 %
5 Mesin Serut 0.99 0.98 1.02 %
6
Mesin
Pemotong
Besi
0.93 0.97 4.123 %
7
Mesin
Potong
Aluminium
1.00 0.98 2.04 %
8
Mesin
Circular
Saw
0.99 0.98 1.02 %
Error Rata – Rata
4.380 %
Berikut gambar perbandingan sistem cos phi dengan amperemeter.
CITEE 2019 Yogyakarta, 24-25 Juli 2019 ISSN: 2085-6350
Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM 149
Gambar 9. Perbandingan Pembacaan Sistem vs Cos phi Meter
D. Pengujian Perfoma IoT
Pengujian performa dilakukan untuk mengetahui
kinerja dari IoT cloud platform yang diajukan. Pengujian dilakukan dengan mengamati proses
komunikasi antar entitas menggunakan beberapa
nilai parameter yang ditentukan seperti skalabilitas,
latency dan error rate. Fitur yang dilakukan pengujian performa merupakan fitur utama dari IoT cloud platform
yang diajukan, yakni: fitur mengakses interface aplikasi.
Pada gambar 10. Pengujian Internet Of Things (IoT)
berhasil ditampilkan pada aplikasi monitoring cos φ
tetapi untuk mengakses aplikasi cos phi meter sangat
dipengaruhi oleh jaringan internet yang digunakan dan
untuk hasil grafik dari memonitoring ada data yang delay
Gambar 10. Interface Aplikasi Sistem Cos φ
KESIMPULAN
Setelah melalui tahap perancangan dan pengujian,
maka hasil yang di dapat memiliki beberapa kesimpulan
sebegai berikut :
1. Perancangan alat monitoring cos phi meter
berbasis iot dapat berjalan dengan baik dan
dapat mnenjalankan instruksi yang telah
diprogram.
2. Sensor tegangan AC bekerja dengan baik dalam
membaca tegangan AC dari PLN. Error
pembacaan senssor AC berkisar 2.4873 % yang
masih tahap baik.
3. Sensor Arus efektif membaca arus beban yang digunakan dengan maksimal pembacaan sebesar 5A.
Pada pengujian yang telah dilakukan sensor ini masih memiliki penyimpngan pembacaan data atau error arus sebesar 2.036 %.
4. Pembacaan cos phi yang dilakukan sistem memiliki tingkat error 4.308%, tingkat error tersebut masih dalam ambang batas wajar
DAFTAR PUSTAKA
[1] Yudistira Herdiawan, Perancangan dan Implementasi Alat Ukur
Cos Phi Meter Digital Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 328,
Universitas Lampung, Indonesia, 2016.
[2] Sulistiyo Agus Prasetio, Dedi Ary dan Supardi Agus, KWH Meter
Digital Terkoneksi Personal Computer (PC) Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Indonesia, 2012.
[3] Samudera Dody dan Sugiarto Ari, Sistem Pengeritangan dan
Penanganan Kebocoran Gas Flammable dan Kebakaran Berbasis Internet Of Thing, Universitas Teknologi Yogyakarta, Indonesia,
2018.
[4] Graincer John J. And Stevenson Wiliam D, JR., Power Sistem
Analysis, McGraw-Hill Book Company, New York, pp 10 - 11, 1994.
[5] Wulandari Bekti, M.Pd, Pelatihan:Pemograman Mikrontroler Tipe AVR Bagi Guru – Guru SMK, Universitas Negeri Yogyakarta,
Indonesia, 2015.
[6] Hartono Temmy Nanda, Shidiq Mahfudz dan Santoso Heri,
Perancangan Alat Perbaikan Faktor Daya Beban Rumah Tangga dengan Menggunakan Switching Kapasitor dan Induktor Otomatis,
Universitas Brawijaya, Indonesia, 2014.
[7] Anhar, Panduan Menguasai PHP & MySQL Secara Otodidak,
Mediakita, Indonesia, pp 2 – 49, 2010.
[8] Anwar Syaiful dan Irawan Fahrizal, Rancangan Bangun Sistem
Informasi Pengajuan Pengadaan Suku Cadang Mobil Pada PT.Andalan Chrisdeco Berbasis Web, AMIK BSI Jakarta,
Indonesia, 2017.
[9] Allegromicro, ACS712, Fully Integrated, Half Effect – Based
Linear Current Sensor IC with 2.1 kiloVolt/RMS Isolation and Low-Resistance Current Conductor. Massachusetts :
Allegromicro. 2006.
[10] Akbar Rizal, Rancang Bangun Alat Monitoring Tegangan, Arus,
Daya, kWh, Serta Estimasi Biaya Pemakaian Peralatan Listrik Pada Rumah Tangga, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta,
Indonesia, 2018.
[11] Guoqiang,S., Yanming,C., Chao, Z., & Yanxu, Z., Design and
Implementation of Smart IoT Gateway. Green Computing and Communications (GreenCom), 2013 IEEE and Internet of Thing
(iThings/CPSCom), IEEE International Conference on and IEEE Cyber, Physical and Social Computing, 2013.
[12] Botta, A., De Donato, W., Persico, V., & Prescapé, A., Integration of Cloud computing and Internet of Things, Elsevier Science
Publisher, The Netherlands, 2016.
[13] Zhang Q., Lu, C., & Raouf, B., Cloud computing: state –of-the –
art and research challenges, Journal of internet servies and application, The Journal of the Brazilian Computer Society
(JBCS), 2010.
[14] Pratama Ocki P., Bhawiyuga Adhitya, & Amron Kasyful,
Pengembangan Perangkat Lunak IoT Cloud Platform Berbasis Protokol Komunikasi HTTP, Universitas Brawijaya, Indonesia,
2018.
ISSN: 2085-6350 Yogyakarta, 24-25 Juli 2019 CITEE 2019
150 Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM
BIODATA PENULIS
Penulis dilahirkan di Tuban pada
tanggal 31 Mei 1995 dengan
nama Achmad Ali Izzudin putra
kedua dari pasangan Samsudin
dan Zulaicha Saf’i. Lulus dari
SDN Menanggal II Surabaya
tahun 2008, melanjutkan ke SMP
Islam Jiwa Nala lulus tahun 2011, kemudian melanjutkan
ke SMAN 17 Surabaya lulus tahun 2014. Melalui jalur
TES, Penulis dapat melanjutkan studinya ke Teknik
Elektro, Universitas Hang Tuah Surabaya.
Penulis dapat dihubungi melalui Email : [email protected]
CITEE 2019 Yogyakarta, 24-25 Juli 2019 ISSN: 2085-6350
Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM 151
Top Related