presentasi biokim Asam Amino dan Protein.pptx

31
ASAM AMINO DAN PROTEIN Nama Kelompok : 1. Adistasya Satria S. (201310410311001) 2. Andri Apriandi R. (201310410311025) 3. Nikmafiyanti Bumulo(201310410311030) 4. Novia Rizki N. (201310410311049) 5. Olivia Afkarina (201310410311296)

Transcript of presentasi biokim Asam Amino dan Protein.pptx

Asam Amino dan Protein

Asam Amino dan Protein

Nama Kelompok :

Adistasya Satria S. (201310410311001)

Andri Apriandi R. (201310410311025)

Nikmafiyanti Bumulo(201310410311030)

Novia Rizki N. (201310410311049)

Olivia Afkarina (201310410311296)

Tujuan Praktikum

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui cara mengidentifikasi sifat dan reaksi dari asam amino dan protein.

Dasar Teori

Protein adalah molekul besar (berat molekulnya dapat sampai beberapa juta). Terdapat di semua mahkluk hidup. Protein tersusun atas kira-kira 20 macam asam amino yang berikatan satu sama lain dengan ikatan peptide yang dibentuk antara gugus karboksil asam amino dengan gugus amino dari asam amino berikutnya.

Protein pada umumnya diklasifikasikan atas daya larut dan komposisi kimianya.

a. Simple protein

Merupakan protein yang hanya mengandung 1-- asam amino atau derivatnya. Contoh : albumin, globulin, glutelin, protamin, albuminoid, histon, dll.

b. Conjugated protein.

Merupakan protein yang bergabung dengan zat lain yang bukan protein ini disebut gugus prostetik. Contoh : nucleoprotein, glikoprotein, fosfoprotein, lipoprotein, metaloprotein, dll.

Asam amino dan protein secara umum mempunyai sifat-sifat fisik yang sama. Sebagai contoh : asam amino dan protein memiliki gugus asam dan basa. Kelarutan protein dalam air juga berbeda, tergantung dari banyaknya ion positif dan ion negative yang terdapat didalam protein. Protein apabila dihidrolisis akan terurai menjadi beberapa jenis asam amino.aktivitas biologis dari protein tergantung dari bentuk tiga dimensi asam amino penyusunnya. Destruksi atas bentuk tiga dimensi suatu protein disebut denaturasi. Bentuk tiga dimensi tergantung atas ikatan hydrogen, ikatan inter-ionik atau jembatan garam, dan ikatan disulfida. Suatu agen atau zat-zat tertentu yang dapat berinterferensi dengan ikatan hydrogen, ikatan intertonik dan ikatan disulfida dapat mendenaturasi protein. Perubahan-perubahan yang terjadi pada protein akibat dari denaturasi, antara lain adalah berkurangnya daya larut enzim, hilangnya aktivitas protein (khususnya untuk enzim dan hormon), berubah atau hilngnya antigen.

Golongan tersebut adalah :

1. Asam amino dengan rantai samping alifatik misalnya glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin.

2. Asam amino dengan rantai samping yang mengandung gugus hidroksil misalnya serin, treonin dan tirosin.

3. Asam amino dengan rantai samping yang mengandung sulfur misalnya sistein dan metionin.

4. Asam amino dengan rantai samping yang mengandung gugus asam atau amida, misalnya asam aspartat, asparagin, asam glutamate, glutamine.

5. Asam amino dengan rantai samping yang mengandung gugus basa misalnya arginin, lisin dan histidin.

6. Asam amino dengan rantai samping yang mengandung cincin aromatic misalnya fenilalanin, tirosin, triptofan.

7. Asam amino misalnya prolin, 4-hidroksiprolin.

8. Asam amino yang tidak terdapat dalam molekul protein antara lain adalah -alanin, taurin, gama-aminobutirat, ornitin, dan sutrulin.

2. Asam amino dengan rantai samping yang mengandung gugus hidroksil misalnya serin, treonin dan tirosin.

3. Asam amino dengan rantai samping yang mengandung sulfur misalnya sistein dan metionin.

4. Asam amino dengan rantai samping yang mengandung gugus asam atau amida, misalnya asam aspartat, asparagin, asam glutamate, glutamine.

5. Asam amino dengan rantai samping yang mengandung gugus basa misalnya arginin, lisin dan histidin.

6. Asam amino dengan rantai samping yang mengandung cincin aromatic misalnya fenilalanin, tirosin, triptofan.

7. Asam amino misalnya prolin, 4-hidroksiprolin.

8. Asam amino yang tidak terdapat dalam molekul protein antara lain adalah -alanin, taurin, gama-aminobutirat, ornitin, dan sutrulin.

Sifat-sifat asam amino antara lain :

1. Kristal putih yang larut dalam air, asam atau basa kuat.

2. Beberapa mempunyai rasa manis, ada yang mempunyai rasa tawar dan ada pula yang pahit.

3. Mempunyai atom C simetris (kecuali glysin), sehingga mempunyai sifat optis aktif.

4. Bersifat amfoter.

5. Pada pH isoelektrik, asam amino tidak bergerak dalam medan listrik.

6. Asam amino yang diperlukan dalam tubuh dibagi atas kelompok :

a. Asam amino esensial yaitu asam amino yang mutlak harus ada dalam makanan karena tidak dapat disintesis oleh tubuh. Contoh : triptofan, fenilalanin, lisin, treonin, valin, metionin, isoleusin.

b. Asam amino non-essensial yaitu asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh sendiri. Asam amino ini juga terdapat dalam makanan sebagai sumber nitrogen.

Alat dan Bahan

Alat :

Tabung reaksi + rak tabung

Pipet tetes

Beaker glass

Penangas air

Corong

Kertas saring

Batang pengaduk

Gelas ukur

Pembakar spiritus

Kaki tiga dan kasa.

Bahan :

Albumin 2%

Kasein 0,2%

Putih telur

Fenol 2%

Serbuk albumin

Urea

Aquadest

Pereaksi millon

H2SO4 pekat

Larutan Hopkins-cole

Larutan (NH4)2SO4

Larutan Ninhidrin 0.1%

NaOH 10%

Larutan CuSO4

HNO3 pekat

Larutan alkali pekat (NAOH dan NH4OH)

HgCl2 2%

Pb-asetat 2%

FeCl3 2 %

Cara Kerja

Test Millon.

Prinsip :

Reaksi ini disebakan oleh derivate-derivat monofenol seperti tirosin. Pereaksi yang digunakan adalah larutan ion merkuri atau merkuro dalaa asam nitrat atau nitrit. Warna merah yang terbentuk mungkin disebabkan oleh garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi.

Skema kerja :

Test Hopkins-Cole.

Prinsip :

Pereaksi yang digunakan mengandung asam glioksilat. Triptofan berkondensasi dengan aldehida dan dengan asam pekat membentuk kompleks berwarna dari jenis asam 2,3,4,5-tetrahidro-karbolin-4-karboksilat.

Skema Kerja :

Test Ninhidrin

Prinsip :

Semua asam amino alfa berekasi dengan ninhidrin membentuk aldehid dengan satu atom C lebih rendah dengan melepaskan NH3 dan CO2. Disamping itu, terbentuk kompleks bewarna biru yang disebabkan oleh 2 molekul ninhidrin yang bereaksi dengan NH3 setekah asam amino tersebut dioksidasi. Garam-garam ammonium, amina, peptide, dan protein juga bereaksi tetapi tanpa melepaskan NH3 dan CO2.

Skema Kerja :

Test Xanthoprotein.

Prinsip :

Reaksi ini berdasarkan nitrasi bensen yang terdapat dalam molekul protein. Senyawa nitro yang terbentuk bewarna kuning dan dalam lingkungan alkalis akan terionisasi dengan bebas dan warnanya menjadi lebih tua atau menjadi jingga.

Skema Kerja :

Pengaruh Logam Berat (Pb asetat)

Prinsip :

Apabila protein direaksikan dengan logam berat, maka protein akan mengalami koagulasi.

Skema Kerja :

PEMBAHASAN

1. Hasil pengamatan

Pada praktikum ini dilakukan percobaan pada empat obyek dengan hasil sebagai berikut

A : Putih telur

B : Fenol

C : Albumin A

D : Albumin V

.

1. Reaksi Millon

Berikut adalah gambar substrat + 5 tetes perekasi millon.Sebelum di panaskan setelah dipanaskan

Dari hasil pengamantan maka diketahui bahwa substrat fenol, puth telur, dan albumin A menunjukkan perubahan warna merah (hasil positif) adapun albumin V perubahan warnanya masih belum terlalu signifikan dibandingkan 3 substrat lainnya.Seperti telah diketahui bahwa tes akan menunjukkan hasil positif pada protein yang mengandung asam amino derifat monofenol, pada sulfat fenol hasil menunjukkan warna merah karena garam merkuri dari fenol ternitrasi adapun asam amino yang akan menghasilkan warna merah (positif) pada test millon adalah tyrosine.

Jadi dari hasil praktikum diketahui bahwa putih telur,albumin A dan Albumin V meskipun belum signifikan mengandung asam amino tyrosin

2. Test Hopkins Cole

berikut adalah gambar substrat + 1ml hopskin cole.

sebelum ditambah asam sulfat pekat

setelah ditambah asam sulfat pekat

pada uji Hopkins Cole asam amino triptofan yang akan bereaksi akan membentuk cincin unggu jika bereaksi dengan asam glikosilat.

1. Pada fenol terbentuk warna pink yang berarti menunjukkan hasil negatif terhadap triptofan namun gugus fenol tetap menunjukkan perubahan warna menjadi merah muda.berarti kemungkina test Hopkins Cole juga akan menunjukkan reaksi positif terhadap tyrosin ( gugus fenol )

2. Putih telur menunjukkan hasil positif mengandung triptofan karena menunjukkan cincin ungu pada lapisan antaranya

3. Albumin A menunjukkkan hasil positif mengandung triptofan karena menunnjukkan cincin ungu pada lapisan atasnya meskipun tidak sejelas putih telur

4. Albumin V tidak menunnjukkan hasi positif, hal ini dilihat karena tidak terbentuknya cincin ungu pada lapisan antara, berarti albumin V tidak mengandung triptofan

3. Test Ninhidrin

Berikut adalah gambar substrat + 0.5 ml larutan ninhidrin 0.1 %

Sebelum dipanaskan setelah dipanaskan

Uji ninhidrin akan bereaksi positif pada asam amino alfa dan membentuk warna biru keunguan, hasil pengamatan menunjukkan bahwa putih telur, albumin A dan albumim V mengandung asam amino alfa. Adapun fenol telah dipastikan akan menunjukkan hasil negatif mengingat tidak mengandung protein.

4. Test xantoprotein

Berikut merupakan hasil substrat + HNO3 pekat 1 ml kemudian dipanaskan ,didinginkan kemudian ditambah NaOH

Sebelum dipanaskansetelah pemanasan

Reaksi Xantoprotein akan bereaksi dengan asam amino yang mengandung inti benzene.Warna kuning orange menunjukkan reaksi positif karena seluruh inti benzene ternitrasi membentuk warna tersebut , pada fenol meskipun tidak mengandung protein, tetapi terdapat inti benzene pada gugus yang dapat ternitrasi adapun putih telur , albumin V dan albumin A menunjukkan reaksi positif karena kemungkinan besar ketiga protein tersebut mengandung asam amino dengan gugus aromatis.

5. Pengaruhlogamberat

Berikut merupakan hasil substrat sebelum dan sesudah ditambahkan PbAc.

Sebelum penambahan PbAc

Sesudah penambahan PbAc

Reaksi koagulasi paling terlihat pada putih telur penambahan PbAc langsung merubah struktur putih telur yang mulanya encer dan bening menjadi putih dan menggumpal hal ini karena logam berat dapat merubah struktur tersier dan kuartener dari protein pada putih telur, hal ini juga terjadi pad albumin V yang mengalami koagulasi juga meskipun tidak terlalu kentara.

Pada fenol, tidak terjadi koagulasi karena tidak ada kandungan protein, adapun albumin A tidak terlihat penggumpalan yang terjadi, hal ini memunculkan 2 kemungkinan, yaitu albumin A tahan terhadap reaksi logam berat atau kandungan protein albumin A terlalu sedikit sehingga reaksi tidak tampak terjadi secara signifikan.

Keterangan

1.Test millon

2.Test Hopkins cole

3.Test ninhidrin

4.Test xantoprotein

5.Test logamberat (HgCl2)

Perubahan yang terjadi

+++ : sangansignifikan

++ : cukupsignifikan

+ : kurangsignifikan

: tidakterjadiperubahan