Dental Lamina,Papila
-
Upload
mahardhika-safanti-prabaningtyas -
Category
Documents
-
view
531 -
download
0
Transcript of Dental Lamina,Papila
PEMBENTUKAN DENTAL LAMINA, DENTAL PAPILA
DAN ENAMEL ORGAN
2.1 Proses Primary Ephitelial Thicketing
Selama minggu keenam dari perkembangan embrionik, Epitelium ektodermal rongga mulut (stomodeum) mengalami proliferasi ke arah ektomesenkim yang berada dibawahnya kemudian menebal untuk membentuk primary epithelial band. Pada
minggu keenam sampai minggu kedelapan primary epithelial band mulai berkembang. Perkembangan primary epithel band ke arah bukal membentuk vestibular band yang nantinya akan membentuk vestibulum dan gingiva. Sedangkan perkembangan primary epithelial band ke arah lingual kedalam ektomesensim membentuk dental lamina. Dental lamina berkembang pada regio yang akan ditempati gigi sulung berlanjut ke arah posterior pada regio permanen molar. Dental lamina juga mengarah kedistal dan bersama epithelium di atasnya membentuk tuberositas maksilaris dan ramus mandibula.
Legend: A, dental lamina; B, Mesenchymal neural crest
2.2 Tahap Bud Stage, Cup Stage dan Bell Stage
Bud Stage
Tahap Bud Stage atau inisiasi merupakan derivat dari ectoderm of the first
branchial arch and the ectomesenchyme of the neural crest. Terbentuk dari 3
bagian : enamel organ, dental papilla and dental follicle. Tahap ini terjadi
pada minggu ke-7. Dental lamina terlihat sebagai suatu penebalan jaringan
epitel pada tepi lateral dari stomodeum, dan pada saat mana membrane
oropharyngeal pecah. Di bawah enamel organ tdpt kondensasi ektomesenkim
è berkembang mjd dental papilla dan folicular sac. Enamel organ, dental
papila, folicular sac akan membentuk benih gigi.
.
Cap Stage
A. Enamel Organ
B. Dental Lamina
C. Vestibular Lamina
D. Dental Papila
E. Dental Sac
Proliferasi adalah gejala dimana proyeksi dari lamina gigi meluas
sampai ke dasar mesenkim pada tempat yang khusus dan membentuk
primordia dari gigi primer (organ enamel). Sewaktu sel-sel membiak organ
gigi bertambah besar ukurannya. Pada tahap ini Enamel organ terdiri dari:
Outer enamel epithelium (OEE)
Inner enamel epithelium (IEE)
Stellate reticulum
. Tahap ini terjadi pada minggu ke-9. Jaringan mesoderm mendorong
jaringan epitel sehingga terbentuk topi (cap stage/clock form).
Bell Stage
Perubahan bentuk organ gigi dari bentuk topi ke bentuk lonceng terjadi karena
kegiatan inti sel membelah diri (mitotik). Terjadi differensiasi:
Sel tua berdifferensiasi pada daerah puncak mahkota
Sel immature pada regio proliferative cervical loop
Hasil proliferasi cervical loop akan membentuk bentukan mahkota gigi.
Cervical loop sendiri memiliki tahapan, antara lain : IEE & OEE
bergabung di cervical loop (bag. enamel organ yg msk ke
mesenkim), pada regio coronal: sel mature Ameloblast dan
Stratum intermedium, (antara IEE dan stellate reticulum)
ètranspor nutrisi ke ameloblasts.
.
PEMBENTUKAN DENTIN
2.1 Pembentukan Odontoblast
Odontoblas adalah sel langsing terpolarisasi yang hanya menghasilkan
matriks organik pada permukaan dentin. Sel-sel inti memiliki struktur sel
penghasil sekret terpolarisasi dengan gradul sekresi yang mengandung
prokolagen, sitoplasma sel ini mengandung sebuah inti pada basisnya.
Odontoblas mempunyai cabang sitoplasma halus yang menerobos secara tagak
lurus terhadap lebar dentin yaitu juluran odontoblas. Juluran-juluran halus ini
secara berangsur memanjang seiring dengan menebalnya dentin, berjalan
dalam saluran halus disebut tubul dentin yang bercabang dekat batas dentin
dan email. Juluran odontoblas berangsur menipis ke arah ujung distalnya.
Matriks yang dihasilkan odontoblas belum mengandung mineral dan disebut
predentin.
2.2 Pembentukan Matriks Dentin
Pada saat preodontoblas berdiferensiasi menjadi odontoblas, predentin mulai didepositkan menjadi dentin. Odontoblas nukleus meninggalkan sekretory end of the cell tempat deposisi predentin. Kemudian odontoblas mengeluarkan tonjolan-tonjolan protoplasma kearah dentino-enamel junction yan terbenam dalam dentin matriks dan bergerak mundur. Setelah itu akan timbul sabut-sabut kolagen dari dental papila yang berjalan spiral diantara odontoblas dan pada membrana pre-formativa, menyebar seperti kipas yang disebut sabut von koff.
2.3 Mineralisasi dentin
Mineralisasi dari dentin yang berkembang dimulai bila vesikel
bermembran (vesikel matriks) mulai muncul, mengandung kristal
hidroksiapatit halus yang tumbuh dan berfungsi sebagai tempat nukleasi bagi
pengendapan mineral selanjutnya pada serabut kolagen sekitarnya.
Berbeda dengan tulang, dentin menetap sebagai jaringan bermineral untuk
waktu yang lama setelah musnahnya odontoblas. Karena dimungkinkan untuk
mempertahankan gigi yang pulpa serta odontoblasnya telah dirusak oleh
infeksi. Pada gigi orang dewasa, pengrusakan email penutup oleh erosi akibat
pemakaian atau karies dentis (lubang gigi) biasanya memicu reaksi dalam
dentin yang menyebabkan membuat komponen-komponennya.
Kalsium, fosfor, dan vitamin D merupakan nutrien yang tidak dapat
dipisahkan. Vitamin D punya peranan penting dalam penyerapan kalsium dan
fosfor di duodenum serta usus halus. Sehingga defisiensi atau kekurangan
vitamin D akan menimbulkan penyakit rakhitis, yaitu terjadinya mobilisasi
kalsium dari tulang untuk memenuhi kebutuhan tubuh karena absorpsi di usus
terhambat.
Sedangkan fluor,merupakan zat gizi yang sangat penting pada proses
mineralisasi gigi. Kecukupan fluor pada masa pertumbuhan gigi pra-erupsi
akan meningkatkan kualitas gigi dalam menangkal terjadinya karies dentis di
kemudian hari. Fluor sendiri diperlukan pada masa pra-erupsi, yaitu pada masa
mineralisasi berlangsung.
2.4 Struktur dan Fungsi Dentin
Dentin adalah jaringan yang mengapur mirip tulang tetapi lebih keras
karena kandungan garam kalsiumnya lebih tinggi (70% dari berat kering).
Terutama terdiri atas serat kolagen tipe 1, glikosaminoglikan dan garam
kalsium dalam bentuk kristal hidroksiapatit. Matriks organik dentin dihasilkan
oleh odontoblas, sel yang melapisi permukaan dalam gigi, memisahkan dari
rongga pulpa. Karena lebih lembut daripada email, dentin membusuk lebih
cepat dan menjadi sasaran lubang hebat jika tak dirawat sebagaimana
mestinya. Namun tetap berlaku sebagai lapisan protektif dan menyokong
mahkota gigi.
Dentin merupakan jaringan konektif termineralisasi dengan matrik
organik protein berkolagen. Komponen anorganik dentin terdiri atas dahllite.
Dentin mengandung struktur mikroskopis yang disebut pipa dentin yang
merupakan kanal berukuran kecil yang menyebar ke luar melalui dentin dari
lubang pulpa pada batas semen luar. Kanal-kanal itu memiliki konfigurasi
berbeda antara lain dalam jarak diameter antara 0,8 dan 2,2 mikrometer.
Panjangnya tergantung radius gigi. 3 konfigurasi dimensional pipa dentin di
bawah kontrol genetis dan kemudian ciri khas urutan.
Dentin dan sementum berasal dari jaringan mesoderm, yaitu
mempunyai susunan dan asal yang sama dengan jaringan tulang. Perbedaan
sementum dan dentin dalam susunan kimia yaitu dentin lebih keras daripada
semen karena dentin banyak mengandung bahan-bahan kimia anorganik.
Sedangkan bila ditinjau dalam susunan histology, di dalam dentin terdapat
pembuluh-pembuluh yang sangat halus, yagng berjalan mulai batas rongga
pulpa sampai ke batas email dan semen. Pembuluh-pembuluh ini berjalan
memencar ke seluruh permukaan dentin yang disebut tubula dentin.
PEMBENTUKAN ENAMEL
3.1 Pembentukan Ameloblas
Selama tahap lonceng (Bell Stage), lamina gigi kehilangan kelanjutannya
oleh invasi mesenkim dari jaringan pengikat di sekitarnya. Tetapi lamina gigi
berpoliferasi terus secara teratur pada ujung distalnya untuk membentuk
primordial dari gigi tetap. Jaringan epitel merangsang jaringan mesoderm dan
jaringan mesoderm mendorong lagi jaringan epitel selama perkembangan dari
organ enamel, sebuah rangkaian dari perubahan sel ini menghasilkan 4 lapisan:
1. Epitel bagian luar dari organ enamel
2. Stellate reticulum
Epitel bagian dalam dan organ enamel pecah menjadi:
1. Stratum intermediare
2. Ameloblas
3.2 Pembentukan Matriks Enamel
Permulaan dari pembentukan matriks enamel dan dentin hanya terjadi
ketika preodontoblas telah berdiferensiasi ke dalam odontoblas dan membentuk
hubungan dengan ameloblas dari epitel enamel bagian dalam. Odontoblas mulai
mengeluarkan matriks predentin di antara odontoblas dan ameloblas. Matriks ini
mengandung vesikel-vesikel yang berisi RNA menurut perubahan induksi di
basal lamina dari ameloblas. Matriks vesikel dari preodontoblas dihadapi oleh
membrane sel dasar preameloblas dan tampak berubah. Kontak dan induksi ini
merangsang produksi dan pengeluaran dari matriks enamel oleh ameloblas.
3.3 Mineralisasi Enamel
Mineralisasi enamel terjadi dalam dua tingkat. Yang pertama, mineralisasi terjadi segera setelah terbentuk segmen pertama dan bahan interprismatiknya. Terjadi pengapuran 30% dan terbentuk kristal apatit. Yang kedua, Maturasi enamel dengan pengapuran 100%. Proses mineralisasi dan maturasi ini dimulai dari puncak mahkota ke arah cervikal dan Dentino-Enamel Junction ke arah perifer. Kemudian terjadi integrasi dari dua proses tersebut.
3.4 Struktur dan Fungsi Enamel
Perkembangan organ enamel berfungsi untuk membentuk jaringan
pengikat bawah, yang akan berkembang dan menjadi padat untuk membentuk
dental papilla. Dengan cara serupa jaringan pengikat mengelilingi organ enamel
dan dental papilla menjadi padat dan membentuk organ periodontal.
LAPORAN PRAKTIKUM KERING
PERTUMBUHAN dan PERKEMBANGAN GIGI
dan JARINGAN PENDUKUNG
disusun oleh:
Redian Niken Prameswari
(081610101066)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2009