Arithmia (118)

Post on 26-Oct-2015

26 views 0 download

Transcript of Arithmia (118)

ARITHMIA

dr. hm.saifullah napu spjp,fiha

ARITHMIA

Gangguan denyut jantung yang meliputi frequensi, irama dan konduksi yang dapat ditimbulkan oleh karena gangguan pengeluaran atau pembentukan impuls maupun gangguan sistem hantaran atau konduksi atau keduanya

SISTEM KONDUKSI

S A

A V

SA NODE 60-100 x/mntSA NODE 60-100 x/mnt

AV NODE 40-60 x/mntAV NODE 40-60 x/mnt

SERABUT PURKINJE 20-40 SERABUT PURKINJE 20-40 x/mntx/mntSP

EKG NORMAL

How to identify arrhythmias ?

QRS Complex Reguler orIrreguler

QRS ComplexNormal-Looking ; QRS Complex

Wide/Narrow

P wave ?

Relation ship between P and QRS Complex

• ARITMIA / DISRITMIA

1)Gangguan Pembentukan Impuls

2)Gangguan Sistim Hantaran

3)Kedua-duanya

GANGGUAN PEMBENTUKAN IMPULS

Supraventricular Tachycardias1. Atrial fibrillation2. Atrial flutter3. Atrial tachycardia4. Atrioventricular re-entrant tachycardia5. Atrioventricular nodal re-entrant tachycardia6. Sinus tachycardia

• IramaIrama :: TeraturTeratur• Frekwensi HRFrekwensi HR :: 100 – 150 x/menit100 – 150 x/menit• Gel. PGel. P :: Normal, setiap gel. Normal, setiap gel. PP selalu selalu

diikuti gel QRS dan Tdiikuti gel QRS dan T• Interval PR Interval PR :: Normal ( 0,12 – 0,20 detik )Normal ( 0,12 – 0,20 detik )• Gel. QRSGel. QRS :: Normal ( 0,06 – 0,12 detik )Normal ( 0,06 – 0,12 detik )• CatatanCatatan :: semua gel. Samasemua gel. Sama

Sinus Tachycardia

Sinus Bradycardia• IramaIrama :: TeraturTeratur• Frekwensi HRFrekwensi HR :: Kurang dari 60 x/menitKurang dari 60 x/menit• Gel. PGel. P :: Normal, setiap gel. P selalu dikuti gel Normal, setiap gel. P selalu dikuti gel QRSQRS

dan Tdan T• Interval PR Interval PR :: Normal ( 0,12 – 0,20 detik )Normal ( 0,12 – 0,20 detik )• Gel. QRSGel. QRS :: Normal ( 0,06 – 0,12 detik )Normal ( 0,06 – 0,12 detik )• CatatanCatatan :: Semua gel. SamaSemua gel. Sama

Sinus Arrhythmia

• IramaIrama :: Tidak teraturTidak teratur• Frekwensi HRFrekwensi HR :: Biasanya antara 60 – 100 x/menitBiasanya antara 60 – 100 x/menit• Gel. PGel. P :: Normal, setiap gel. P selalu Normal, setiap gel. P selalu diikuti gel QRS diikuti gel QRS

gel T gel T• Interval PR Interval PR :: Normal ( 0,12 – 0,20 detik )Normal ( 0,12 – 0,20 detik )• Gel. QRSGel. QRS :: Normal ( 0,06 – 0,12 detik )Normal ( 0,06 – 0,12 detik )• CatatanCatatan :: Semua gel. SamaSemua gel. Sama• NoteNote : Normal pada orang muda, akibat pengaruh pola : Normal pada orang muda, akibat pengaruh pola

pernafasan, meningkat selama inspirasi dan menurun pada fase pernafasan, meningkat selama inspirasi dan menurun pada fase ekspirasi.ekspirasi.

Paroxysmal supraventricular

tachycardia (PSVT)

- due to re-entry mechanisme

- narrow QRS complex- Reguler

- Retrograde atrial depolarization

- P wave ?

PSVT

Atrial Fibrillation- From multiple area of re-

entry within atrial- Or from multiple ectopic foci- Irreguler, narrow QRS

complex- Very rapid atrial electrical

Activity (400 – 700x/mnt)- No Uniform atrial

depolarization

Atrial Flutter- The result of a re-entry circuit

within the atrial - Irregular / regular QRS rate

- Narrow QRS complex

- Rapid P waves (300x/min), “sawtooth”

Junctional Rhythm- AV junction can function as a

pace maker (40-60 x/min).- due to the failure of sinus

node to initiate time impulse or conduction problem.

- normal-looking QRS.- retrograde P wave.- P wave may preceede,

coincide with, or follow the QRS

Ada 4 bentuk “Junctional Rhythm P Wave”Ada 4 bentuk “Junctional Rhythm P Wave”

1.1. Depolarisasi atrial terjadi sebelum ventrikel. Depolarisasi atrial terjadi sebelum ventrikel. Gelombang P negatif di lead II, PR intv < 0,12”Gelombang P negatif di lead II, PR intv < 0,12”

2.2. Depolarisasi atrial dan ventrikel bersamaan. Depolarisasi atrial dan ventrikel bersamaan. Gelombang P tidak nampak, tersembunyi Gelombang P tidak nampak, tersembunyi dalam QRS kompleksdalam QRS kompleks

3.3. Depolarisasi atrial terjadi setelah ventrikel. Depolarisasi atrial terjadi setelah ventrikel. Gelombang P negatif di lead II setelah QRS Gelombang P negatif di lead II setelah QRS komplekskompleks

4.4. Bila tidak nampak gelombang P kemungkinan Bila tidak nampak gelombang P kemungkinan depolarisasi atrial mengalami blok, depolarisasi depolarisasi atrial mengalami blok, depolarisasi ventrikel normalventrikel normal

Ada 4 bentuk “Junctional Rhythm P Wave”Ada 4 bentuk “Junctional Rhythm P Wave”

1.1. Depolarisasi atrial terjadi sebelum ventrikel. Depolarisasi atrial terjadi sebelum ventrikel. Gelombang P negatif di lead II, PR intv < 0,12”Gelombang P negatif di lead II, PR intv < 0,12”

2.2. Depolarisasi atrial dan ventrikel bersamaan. Depolarisasi atrial dan ventrikel bersamaan. Gelombang P tidak nampak, tersembunyi Gelombang P tidak nampak, tersembunyi dalam QRS kompleksdalam QRS kompleks

3.3. Depolarisasi atrial terjadi setelah ventrikel. Depolarisasi atrial terjadi setelah ventrikel. Gelombang P negatif di lead II setelah QRS Gelombang P negatif di lead II setelah QRS komplekskompleks

4.4. Bila tidak nampak gelombang P kemungkinan Bila tidak nampak gelombang P kemungkinan depolarisasi atrial mengalami blok, depolarisasi depolarisasi atrial mengalami blok, depolarisasi ventrikel normalventrikel normal

• Wandering Pacemaker : bila gelombang P dipengaruhi Wandering Pacemaker : bila gelombang P dipengaruhi oleh lebih dari satu pacemaker. Disini Pacemaker beralih oleh lebih dari satu pacemaker. Disini Pacemaker beralih dari nodus SA ke AV junctiondari nodus SA ke AV junction

• Irama Ventrikuler Irama Ventrikuler

Tanda-tanda : Tanda-tanda : 1.1. Depolarisasi ventrikel abnormalDepolarisasi ventrikel abnormal2.2. Depolarisasi atrial bisa/tidak terjadi secara retrogade Depolarisasi atrial bisa/tidak terjadi secara retrogade 3.3. QRS intv lebar > 0,10” sering > 0,12”QRS intv lebar > 0,10” sering > 0,12”4.4. P dari sinus dapat diteruskan P dari sinus dapat diteruskan

• Wandering Pacemaker : bila gelombang P dipengaruhi Wandering Pacemaker : bila gelombang P dipengaruhi oleh lebih dari satu pacemaker. Disini Pacemaker beralih oleh lebih dari satu pacemaker. Disini Pacemaker beralih dari nodus SA ke AV junctiondari nodus SA ke AV junction

• Irama Ventrikuler Irama Ventrikuler

Tanda-tanda : Tanda-tanda : 1.1. Depolarisasi ventrikel abnormalDepolarisasi ventrikel abnormal2.2. Depolarisasi atrial bisa/tidak terjadi secara retrogade Depolarisasi atrial bisa/tidak terjadi secara retrogade 3.3. QRS intv lebar > 0,10” sering > 0,12”QRS intv lebar > 0,10” sering > 0,12”4.4. P dari sinus dapat diteruskan P dari sinus dapat diteruskan

Ventrikel Extra Sistole

VES

SR SR SR SR SR SR

VES VES

SINUS RHYTHMWith

Multifocal VES

Sinus rhythm with VES couplet

VES

Sinus Rhythm with VES, R on T

VES VES

GANGGUAN KONDUKSI

Prolonged PR Interval

1st degree AV block

2nd degree AV block, type 1

Missing QRS Missing QRS

2nd degree AV block, type 2

missing QRS

Total AV Block / 3rd degree AV block

QRS

P P P P P P

QRS

““Bundle Branch” Blok Kanan (RBBB)Bundle Branch” Blok Kanan (RBBB)

• Gangguan hantaran pada cabang kanan Gangguan hantaran pada cabang kanan Bundle HisBundle His

• Dapat diakibatkan adanya fibrosis atau Dapat diakibatkan adanya fibrosis atau kelainan bawaankelainan bawaan

• Blok sempurna disebut RBBB komplit Blok sempurna disebut RBBB komplit

• Blok tidak sempurna disebut RBBB inkomplit Blok tidak sempurna disebut RBBB inkomplit dan dapat terjadi pada orang normaldan dapat terjadi pada orang normal

““Bundle Branch” Blok Kanan (RBBB)Bundle Branch” Blok Kanan (RBBB)

• Gangguan hantaran pada cabang kanan Gangguan hantaran pada cabang kanan Bundle HisBundle His

• Dapat diakibatkan adanya fibrosis atau Dapat diakibatkan adanya fibrosis atau kelainan bawaankelainan bawaan

• Blok sempurna disebut RBBB komplit Blok sempurna disebut RBBB komplit

• Blok tidak sempurna disebut RBBB inkomplit Blok tidak sempurna disebut RBBB inkomplit dan dapat terjadi pada orang normaldan dapat terjadi pada orang normal

RBBB KomplitRBBB Komplit Di lead V1 atau V2Di lead V1 atau V2 - QRS intv > 0,12” (broad notched R, rsr, rsR’ atau - QRS intv > 0,12” (broad notched R, rsr, rsR’ atau

rSR’ rSR’ - Tipe QRS “M type” atau “ M Shape” dimana R2 > R1- Tipe QRS “M type” atau “ M Shape” dimana R2 > R1 Gelombang S dalam, negatif di V5-V6, QRS > 0,12”Gelombang S dalam, negatif di V5-V6, QRS > 0,12” Kadang ada kelainan repolarisasiKadang ada kelainan repolarisasi

RBBB InkomplitRBBB Inkomplit Syaratnya sama dengan RBBB komplit tetapi QRS intv Syaratnya sama dengan RBBB komplit tetapi QRS intv

antara > 0,08” - < 0,12”antara > 0,08” - < 0,12”

RBBB KomplitRBBB Komplit Di lead V1 atau V2Di lead V1 atau V2 - QRS intv > 0,12” (broad notched R, rsr, rsR’ atau - QRS intv > 0,12” (broad notched R, rsr, rsR’ atau

rSR’ rSR’ - Tipe QRS “M type” atau “ M Shape” dimana R2 > R1- Tipe QRS “M type” atau “ M Shape” dimana R2 > R1 Gelombang S dalam, negatif di V5-V6, QRS > 0,12”Gelombang S dalam, negatif di V5-V6, QRS > 0,12” Kadang ada kelainan repolarisasiKadang ada kelainan repolarisasi

RBBB InkomplitRBBB Inkomplit Syaratnya sama dengan RBBB komplit tetapi QRS intv Syaratnya sama dengan RBBB komplit tetapi QRS intv

antara > 0,08” - < 0,12”antara > 0,08” - < 0,12”

RBBB KomplitRBBB Komplit

““Bundle Branch” Blok Kiri (LBBB)Bundle Branch” Blok Kiri (LBBB) Mempunyai arti klinis selalu patologisMempunyai arti klinis selalu patologis Terbagi atas blok komplit dan inkomplitTerbagi atas blok komplit dan inkomplit

LBBB Komplit:LBBB Komplit:

1.1.QRS intv 0,12” atau lebihQRS intv 0,12” atau lebih2.2.qS atau rS di V1, gelombang R melebar dengan ada qS atau rS di V1, gelombang R melebar dengan ada

lekuk di puncaknya (nothed)lekuk di puncaknya (nothed)3.3.Gelombang Q mengecil/hilang di lead I, aVL, V5,V6Gelombang Q mengecil/hilang di lead I, aVL, V5,V64.4.Kelainan repolarisasi berupa ST depressiKelainan repolarisasi berupa ST depressi

LBBB inkomplitLBBB inkomplit

Sama dengan LBBB komplitSama dengan LBBB komplit tetapi QRS intv tetapi QRS intv 0,08”- 0,11”0,08”- 0,11”

Kadang disertai gelombang Q kecil di I, V5, V6 Kadang disertai gelombang Q kecil di I, V5, V6

““Bundle Branch” Blok Kiri (LBBB)Bundle Branch” Blok Kiri (LBBB) Mempunyai arti klinis selalu patologisMempunyai arti klinis selalu patologis Terbagi atas blok komplit dan inkomplitTerbagi atas blok komplit dan inkomplit

LBBB Komplit:LBBB Komplit:

1.1.QRS intv 0,12” atau lebihQRS intv 0,12” atau lebih2.2.qS atau rS di V1, gelombang R melebar dengan ada qS atau rS di V1, gelombang R melebar dengan ada

lekuk di puncaknya (nothed)lekuk di puncaknya (nothed)3.3.Gelombang Q mengecil/hilang di lead I, aVL, V5,V6Gelombang Q mengecil/hilang di lead I, aVL, V5,V64.4.Kelainan repolarisasi berupa ST depressiKelainan repolarisasi berupa ST depressi

LBBB inkomplitLBBB inkomplit

Sama dengan LBBB komplitSama dengan LBBB komplit tetapi QRS intv tetapi QRS intv 0,08”- 0,11”0,08”- 0,11”

Kadang disertai gelombang Q kecil di I, V5, V6 Kadang disertai gelombang Q kecil di I, V5, V6

LBBB KomplitLBBB Komplit

Fasikular Blok Posterior Kiri (Left Fasikular Blok Posterior Kiri (Left Posterior Fasikular Block = LPFB)Posterior Fasikular Block = LPFB)

Aksis deviasi ke kanan (RAD)Aksis deviasi ke kanan (RAD) Gelombang r kecil di lead IGelombang r kecil di lead I Gelombang q kecil di lead IIIGelombang q kecil di lead III QRS intv sampai o,1 detikQRS intv sampai o,1 detik Tidak ada RVHTidak ada RVH Defleksi negatif di I, positif di II,IIIDefleksi negatif di I, positif di II,III

Fasikular Blok Posterior Kiri (Left Fasikular Blok Posterior Kiri (Left Posterior Fasikular Block = LPFB)Posterior Fasikular Block = LPFB)

Aksis deviasi ke kanan (RAD)Aksis deviasi ke kanan (RAD) Gelombang r kecil di lead IGelombang r kecil di lead I Gelombang q kecil di lead IIIGelombang q kecil di lead III QRS intv sampai o,1 detikQRS intv sampai o,1 detik Tidak ada RVHTidak ada RVH Defleksi negatif di I, positif di II,IIIDefleksi negatif di I, positif di II,III

BB

ifif

aa

ss

ii

kk

uu

ll

ee

r r

BB

ll

oo

kk

: :

bb

ilil

aa

tt

ee

rjrj

aa

dd

i i

bb

ll

oo

kk

dd

i i

22

dd

aa

ri ri

kk

ee

titi

gg

aa

ff

aa

ss

ii

kk

uu

ll

uu

ss

Fasikular blok anterior kiriFasikular blok anterior kiri

Bifasikular Blok (LAFB + RBBB)Bifasikular Blok (LAFB + RBBB)

Fasikular Blok Posterior Kiri (LPFB)Fasikular Blok Posterior Kiri (LPFB)

ARITHMIA LETHAL( Arithmia yg mengancam

nyawa )

•Arithmia yang memerlukan resusitasi segera untuk

mencegah kematian

Arithmia Lethal•Ventrikel Fibrilasi ( VF )•Ventrikel Tachikardi tanpa

nadi ( VT-)•Asistole•Pulsless Electrical Activity

(PEA )

Ventricular Fibrillation

Torsade de Pointes

Ventricular Tachycardia

ASISTOLEPada monitor EKG tidak tampak aktifitas listrik jantung dan tidak terabanya

denyut nadi pasien

Pulsless Electrical Aktivity( PEA )

• Pada monitor EKG tampak adanya aktifitas listrik jantung, tapi denyut nadi pasien tidak teraba

CLASSIFICATION OF CARDIAC ARRHYTHMIAS

A. BADIARRYTHMIAS :

1. Sinus bradycardia : biasanya minor, dapat jadi mayor.

2. Sinus arrhytmia : minor

3. SA blok : minor, bisa jadi mayor

4. Wandering pacemaker : minor

5. Escape beats (AV juntional atau ventrikular)

6. Asistole dan PEA : life treathening

B. CONDUCTION DISTURBANCES1. Intra atrial block : mnor2. First degree AV block: biasanya minor3. Second degree AV Blok - Mobitz I : biasanya minor - Mobitz II : biasanya minor, dapat jadi

mayor4. Third degree AV Block (Complete) : mayor,

dapat menjadi life threatening5. AV dissociation : minor

6. Fascicular (intraventricular) blocks

- Unifascicular blocks : biasanya minor, dapat

jadi mayor.

a. RBBB : biasanya minor, dapat jadi mayor

b. LAFB : minor

c. LPFB : minor

d. LBBB : biasanya minor, dapat menjadi

mayor

- Bifascicular blocks : minor, dapat jadi mayor

- Trifascicular block : minor, dapat jadi mayor

C. TACHYARRYTHMIAS

1.Atrial premature beats : biasanya minor, dapat jadi mayor

2.AV junctional premature beats : minor

3.Supraventricular Tachycardias

- Sinus tachycardia : minor

- Paroxysmal atrial tachycardia : mayor

- Multifocal atrial tachycardia : mayor

- AV junctional tachycardia (paroxysmal or non paroxysmal ) : mayor

- Atrial flutter and atrial fibrillasi : mayor

- Paroxysmal atrial tachycardia with AV block : mayor

VENTRICULAR ARRYTHMIA

- Ventricular premature beat (VES) :bisa minor atau mayor

- Ventricular tachycardia : mayor or life threatening

- Bidirectional tachycardia : mayor or life threatening

- Ventricular flutter : life threatening

- Ventricular fibrillation : life threatening

Treat the patient, not the monitor . . !!!